Menangani
anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan suatu tantangan yang luar biasa bagi
orang tuanya (Hal. vii). ADHD adalah suatu kondisi kronis yang mempengaruhi jutaan anak-anak
di dunia (8% -10%)di mana jumlah anak
laki-laki tiga kali lebih banyak daripada anak perempuan. Hal ini sering berlanjut
sampai dewasa. ADHD merupakan
kombinasi dari beberapa masalah, seperti
kesulitan dalam memusatkan
perhatian dan mempertahankannya (inattentive), hiperaktif,
dan perilaku impulsif
(hal. 3, 7).
ADHD sering mengakibatkan
penderitanya mengalami rasa rendah diri, mengalami masalah pergaulan dengan
orang lain (hal.86), dan menurunnya prestasi akademis akibat kesulitan belajar atau
resistensi Guru terhadap anak dengan ADHD (hal. 2, 8, 97).
Penyebab pasti penyakit ini masih belum jelas. Ada
yang mengaitkan dengan konsumsi atau asupan gula dan vetsin (MSG). Ada juga
yang menghubungkannya dengan parenting yang
buruk termasuk kebiasaan ibu merokok pada saat hamil yang dapat mengakibatkan
bayinya lahir premature atau lahir
dengan berat badan rendah (hal. 7). Bahkan ada yang mengatakan bahwa vaksin
yang masuk ke dalam tubuh penderita adalah penyebabnya (hal. 6).
ADHD “tidak dapat” disembuhkan (hal. 9), namun ada
beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk mengatasinya. Di antaranya adalah dengan
peran serta aktif beberapa pihak, yaitu:
(1)
orang tua/keluarga
Orang tua atau keluarga adalah “garda
terdepan” dalam pengasuhan anak dengan ADHD karena sebagian besar waktunya
dihabiskannya bersama orang tua atau keluarga. Orang tua atau keluarga “harus
selalu bersemangat dan mempertinggi ambang batas kesabaran” karena upaya ini perlu
banyak waktu, upaya yang terstruktur, rutinitas dan konsistensi serta
ketenangan (hal. 17, 31). Di samping itu, orang tua atau keluarga harus tetap
mencintai anak tersebut dan tidak menolak ataupun menyesali apa yang terjadi. Orang
tua disarankan bergabung dengan “support
group khusus ADHD yang kini telah ada di kota-kota besar” agar lebih
mengetahui apa yang sedang dihadapinya sehingga treatment yang diberikan kepada anak mereka lebih efisien dan
terarah (hal. 14, 16).
(2)
guru/konselor sekolah
Guru atau konselor sekolah
disarankan untuk cepat tanggap pada setiap “prestasi” anak dengan ADHD (hal.
26), misalnya segera memberi pujian terhadap perilaku mereka yang positif. “Hasilpenelitian
menjunjukkan bahwa anak dengan ADHD sering kali memiliki bakat-bakat:
kreativitas yang tinggi, sensitivitas emosional, rasa ingin tahu yang tinggi,
intuisi interpersonal, dan mudah menyesuaikan diri dan menikmati
keadaan-keadaan yang ada di sekelilingnya” (hal. 38). Guru atau konselor
sekolah harus dapat “menemukan kekuatan anak dan kembangkan strategi untuk
mengtasi kelemahan anak” (hal. 73). Hal ini dapat memberikan kontribusi
terhadap pengembangan harga diri dan rasa percaya diri anak tersebut (hal. 17,
35).
(3)
dokter spesialis dan terapis (psikiatris,
psikolog, dan neurolog)
Para ahli medis ini perlu rencana-rencana
mengenai manajemen perilaku dan pemberian obat yang sesuai (hal. 27) termasuk
untuk mengatasi kesulitan tidur dan kondisi relaxed
menjelang tidur (hal. 55) dan juga pemberian secangkir teh hijau atau chamomile hangat dan juga bath gels dengan aromatheraphy.
Semua pihak yang berpartisipasi dalam penanganan anak
dengan ADHD harus berada dalam “satu jalur” dalam rencana apa saja yang akan
dilakukan demi pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut dan selalu
mengevaluasinya untuk perbaikan atau penyempurnaannya. Mereka juga perlu
membangun komunikasi yang baik antar pihak dan juga dengan anak tersebut (hal.
45).
Akhirnya, buku ini memberikan
panduan praktis dan penyemangat yang mencerahkan bagi orang tua dan keluarga,
guru dan konselor sekolah, serta ahli medis dan terapis serta pemerhati anak
dengan ADHD. Dengan demikian anak dengan ADHD bukanlah seorang “monster kecil”tapi
juga anak dengan kelemahan dan kelebihan seperti anak normal lainnya, seperti
yang diharapkan oleh pengarangnya.
Sumber:
Priyatna, Andi. 2010. Not a Little Monster: (Memahami, Mengasuh, dan Mendidik Anak
Hiperaktif). Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo.
No comments:
Post a Comment