Penerjemahan
adalah suatu kegiatan untuk mengalihkan pesan dari suatu bahasa (sebagai bahasa
sumber) ke bahasa yang lainnya (sebagai bahasa target) (Newmark, 1988). Penerjemahan
merupakan suatu upaya membuat kesepadanan antara teks berbahasa sumber dengan
teks berbahasa sasaran. Penerjemahan ini mungkin dilakukan karena semua bahasa
di dunia memiliki kesamaan dan bersifat universal. Yang diterjemahkan adalah
makna sesuai dengan maksud si pengarang (Catford, 1965).
Yang
dipentingkan dalam penerjemahan ini adalah kesepadanan bukan kesamaan, yaitu
kesepadanan antara teks yang diterjemahkan dan terjemahannya atau kesesuaian
isi pesan teks berbahasa sumber dengan teks berbahasa sasaran. Agar kesepadanan
tercapai, biasanya si penerjemah melakukan (1) penggeseran struktur dengan
menggunakan teknis transposisi, yaitu menggunakan struktur yang berbeda dengan
struktur dalam teks berbahasa sumber dan (2) penggeseran semantis dengan
menggunakan teknik modulasi, yaitu menggunakan sudut pandang semantis yang
berbeda dengan terjemahannya dalam bahasa sumber (Machali, 2000).
Langkah-langkah
utama dalam penerjemahan terdiri dari:
(1) pemahaman isi atau pesan dari teks yang diterjemahkan, (2)
pengalihbahasaan, dan (3) penyerasian dengan kaidah bahasa sasaran dengan
memperhatikan faktor-faktor, misalnya untuk siapa dan tujuan penerjemahan
tersebut. Di samping itu, seorang penerjemah harus mempertimbangkan norma yang
berlaku, latar belakang budaya, dan waktu atau tempat yang terdapat di dalam
teks bahasa sumber. Hal ini juga berlaku bagi teks bahasa sasaran. Selain itu,
penerjemah juga harus memahami topik yang sedang dibicarakan. Faktor penerjemah
juga memiliki peranan yang penting dalam penerjemahan. Seorang penerjemah harus
memiliki penguasaan aktif baik bahasa sumber maupun bahasa sasaran, termasuk
bagaimana teknik penyuntingan dalam kedua bahasa tersebut. Dia juga harus dapat
memutuskan metode penerjemahan apa yang
tepat (Newmark, 1988).
Newmark
(1988: 45-47) selanjutnya mengemukakan bahwa ada delapan metode penerjemahan:
(1) Penerjemahan
kata per kata (Word-for-word translation)
Metode ini tidak mengubah susunan kata-kata
bahasa sumber namun hanya mengalihbahasakan kata-kata tersebut dengan makna
yang paling umum yang dimiliki kata-kata tersebut.
(2) Penerjemahan harfiah (Literal
translation)
Metode ini menerjemahkan konstruksi
gramatika yang terdapat di dalam teks bahasa sumber dengan kesepadanannya yang
paling dekat dengan bahasa sasaran.
(3) Penerjemahan setia (Faithful translation)
Metode ini
menggunakan makna kontekstual yang paling tepat dari makna asal dalam bahasa
sumber yang masih dalam batasan-batasan struktur gramatika bahasa sasaran.
(4) Penerjemahan semantis (Semantic
translation)
Metode ini sedikit berbeda dengan metode
penerjemahan setia karena metode ini juga mempertimbangkan nilai-nilai estetika
dari bahasa sumber.
(5) Adaptasi (Adaptation)
Metode ini
banyak digunakan dalam menerjemahkan naskah drama dan puisi. Metode ini tidak
mengubah tema, tokoh dan penokohan, dan plot dari karya sastra yang
diterjemahkan. Kandungan budayanya disesuaikan dengan budaya bahasa sasaran.
(6) Penerjemahan bebas (Free translation)
Metode ini menerjemahkan teks bahasa sumber
dengan mengubah gaya, bentuk, dan isi teks bahasa sumber. Hasil terjemahan dari
metode ini bisa lebih pendek atau lebih panjang dari teks bahasa sumbernya.
(7) Penerjemahan idiomatik (Idiomatic
translation)
Metode ini mengalihbahasakan pesan dari teks
bahasa asal atau sumber tapi dengan menggunakan bahasa yang tidak resmi
(misalnya dengan menggunakan slang atau idiom) yang tidak terdapat di
dalam bahasa sumbernya.
(8) Penerjemahan komunikatif (Communicative
translation)
Metode ini memberikan makna kontekstual yang
tepat dari teks bahasa sumbernya sedemikian rupa sehingga tingkat keberterimaan
dan keterbacaan teks bahasa sasaran tinggi.
Pada dasarnya, semua metode tersebut
bermanfaat dalam penerjemahan suatu teks. Namun menurut Machali (2000: 55),
metode semantik dan metode komunikatif yang “memenuhi tujuan utama
penerjemahan, yaitu demi ketepatan dan efisiensi sebuah teks”.
Referensi
Catford, C. D. 1965.
A Linguistic Theory of
Translation. London: Oxford University Press.
Machali, R. 2000. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: PT.
Grasindo.
Newmark, P. 1988. A
Textbook of Translation. London: Prentice-Hall.
No comments:
Post a Comment